Gejala Apa Yang Di timbulkan Dari Penyakit Sistitis
Gejala sistitis dapat bervariasi dari orang ke orang. Sistitis lebih sering terjadi pada wanita. Hal ini terjadi karena saluran kencing wanita (uretra) lebih pendek dan lebih dekat ke anus, sehingga memudahkan bakteri untuk terkontaminasi dari anus.
Risikonya akan lebih tinggi jika Anda terbiasa membersihkan area genital atau membasuh dari belakang ke depan.
Baca Juga : Bagaimana Cara Mengatasi Keputihan Yang Gatal
Daftar Isi
TogglePengertian
Sistitis adalah peradangan pada kandung kemih yang menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil. Sistitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang juga menyebabkan infeksi saluran kemih.
Hal ini dikarenakan ukuran uretra (saluran utama keluarnya urin dari tubuh) pada wanita lebih pendek dari pada pria dan letaknya lebih dekat dengan anus. Hal ini memudahkan bakteri dari anus untuk bergerak dan masuk ke saluran kemih.
Penyebab
Sistitis disebabkan karena infeksi bakteri. Salah satu mekanisme yang dianggap bahwa bakteri tidak berbahaya yang hidup di usus atau kulit menyebar ke kandung kemih. Dalam keadaan normal, kandung kemih harus steril.
Beberapa penyebab lain dari sistitis adalah:
- Hubungan seksual
- Menyeka area kemaluan setelah buang air kecil (bak) dengan cara yang salah, yaitu dari belakang (anus) ke depan (vagina)
- Riwayat penggunaan kateter urin
- Menggunakan diafragma sebagai kontrasepsi (kb)
Wanita lebih sering mengalami sistitis karena letak anus lebih dekat dengan saluran kemih (uretra). Wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria, yang membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi.
Gejala Sistitis
Gejala umum sistitis yang harus di waspadai adalah:
- Sensasi terbakar, menyengat, atau nyeri saat buang air kecil.
- Dorongan untuk buang air kecil terus menerus.
- Kelelahan dan nyeri otot.
- Sering buang air kecil, tapi hanya sedikit yang keluar.
- Adanya rasa sakit atau tekanan di perut bagian bawah.
- Urine berwarna gelap, keruh, atau berbau menyengat.
- Nyeri saat berhubungan.
- Mengalami kram di punggung atau perut.
Di beberapa kasus, sistitis juga dapat mempengaruhi kondisi mental. Beberapa orang yang berurusan dengan sistitis mungkin juga merasa tertekan atau cemas.
Pada anak-anak, mengompol di siang hari (jika tidak biasanya) juga bisa menjadi gejala sistitis. Anak-anak dengan sistitis juga mungkin merasa lemah dan lesu.
Faktor pemicu
Siapa yang berisiko terkena sistitis interstisial?
Ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena sistitis, misalnya:
- Aktif secara seksual. Seks dapat mendorong bakteri ke dalam uretra.
- Jenis kelamin wanita. Wanita lebih sering terkena sistitis daripada pria. Hal ini terkait dengan perbedaan bentuk uretra mereka.
- Usia. Dalam kebanyakan kasus, sistitis didiagnosis pada orang berusia 30 tahun atau lebih.
- Gunakan alat kontrasepsi tertentu. Risikonya lebih tinggi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi diafragma.
- Menopause. Penurunan estrogen setelah menopause membuat dinding kandung kemih melemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi.
- Obstruksi aliran urin. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh batu kandung kemih atau prostatitis pada pria.
- Sistem kekebalan tubuh menurun. Hal ini mengakibatkan kandung kemih lebih mudah terinfeksi bakteri.
Pengobatan
Kasus sistitis ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Jika gejala berlangsung lebih dari 4 hari, Anda harus mencari bantuan. Dokter spesialis kulit kelamin akan memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi. Penggunaan antibiotik harus di awasi dan sesuai anjuran dokter spesialis kelamin. Anda akan mengalami perbaikan gejala setelah 1-2 hari setelah minum antibiotik.
Beberapa hal yang dapat membantu antara lain:
- minum banyak air
- hindari hubungan seksual
- Kompres perut bagian bawah dengan air panas atau hangat
Baca Juga : Sifilis Tidak Di obati Dengan Benar Akan Mengalami Komplikasi
Pencegahan
Jika Anda sering mengalami infeksi kandung kemih seperti sistitis, pikirkan kembali kebiasaan yang lebih mungkin membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi. Anda harus melakukan hal-hal berikut untuk mencegah sistitis:
- Hindari penggunaan sabun atau bedak beraroma pada area genital
- hindari mandi
- hindari kebiasaan menahan buang air kecil (BAK)
- lakukan BAK sampai akhir
- memenuhi kebutuhan cairan yang cukup
- menyeka area genital dari depan (vagina) ke belakang (anus)
- Mengosongkan kandung kemih segera setelah berhubungan seksual
- menghindari penggunaan diafragma sebagai alat kontrasepsi
- gunakan celana dalam berbahan katun
- Hindari memakai celana yang terlalu ketat
Konsultasikan di Klinik Kulit Kelamin
Itulah beberapa fakta yang mengenai Gejala Dari Penyakit Sistitis yang perlu kamu ketahui agar kamu bisa mewaspadai bahwa bahanya penyakit menular seksual ini.
Jika kamu memiliki penyakit menular seksual yang mengganggu, segeralah hubungi Klinik Sentosa melalui nomor 0813-8452-8388 dan ikuti sosial media kami :
Instagram : @kliniksentosajakarta
Twitter : @klinik_sentosa
Tiktok : @klinik_sentosa
Artikel Terbaru
- Wanita Wajib Tahu! Begini Bahaya Erosi Serviks Jika Tidak Ditangani dengan Tepat November 21, 2024
- Tak Hanya Kencing Nanah, Ini 5 Gejala Awal Gonore yang Perlu Diwaspadai! November 20, 2024
- Bingung Bagaimana Cara Mengatasi Lemah Syahwat? Yuk, Ikuti 5 Cara Ini! November 18, 2024
- Kok Bisa, Sakit Saat Berhubungan Intim? Simak Penjelasan Dokter Yuk! November 17, 2024
- Hampir Serupa, Ini Perbedaan Gejala Uretritis dan ISK pada Pria! November 16, 2024
Alamat Klinik Sentosa
Jl. Raya Boulevard Timur Blok ND1 No 53 Kelapa Gading, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240
Email: info@sentosaklinik.com
Phone: 0812-1230-6885
Whatsapp: 0812-1230-6885
Office Hours:
Senin s/d Minggu
Pukul: 10.00-20.00 WIB