Infeksi Klamidia: Penyebab, Gejala dan Komplikasinya

Infeksi Klamidia Penyebab, Gejala, dan Komplikasinya

Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Infeksi klamidia merupakan penyakit yang sering jutaan orang alami. Penyakit ini sering menularkan lewat satu orang ke orang lain lewat hubungan intim yang tidak menggunakan pengaman.

Baca Juga : Apa Itu Klamidia? Berikut Penjelasan Infeksi Menular Seksual Ini

Sering sekali ditemukan pada pria atau wanita yang usianya 30 tahun kebawah terutama yang senang berganti pasangan. Karena infeksi ini merespon baik terhadap antibiotik bila terdeteksi sejak awal. Namun, sangat sulit untuk mendiagnosis tahap awal karena dari banyaknya pasien tidak menimbulkan gejala.

Hal tersebut sangat mengkhawatirkan banyak orang karena infeksi tersebut bisa mengakibatkan komplikasi yang sangat serius. Pada kasus yang lebih parah, penyakit ini bisa membahayakan kemampuan wanita untuk hamil. Selain itu, seorang ibu hamil bisa menularkan penyakit ini pada bayinya saat melahirkan.

Karena klamidia susah terdiagnosis di tahap awal, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan setiap satu tahun sekali.

Apa itu Klamidia (Chlamydia)?

Klamidia adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Ini adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum di seluruh dunia. Klamidia dapat menyerang pria maupun wanita dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika tidak diobati.

Klamidia ditularkan melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Infeksi dapat terjadi melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral. Selain itu, infeksi juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama persalinan.

Kebanyakan orang yang terinfeksi klamidia tidak memiliki gejala atau mengalami gejala yang ringan, sehingga infeksi sering tidak terdeteksi. Namun, jika gejala muncul, mereka biasanya timbul beberapa minggu setelah paparan dan dapat berbeda antara pria dan wanita.

Apa Penyebab Infeksi Klamidia?

Infeksi klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis yang ditularkan melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi klamidia, termasuk:

  • Hubungan seksual tanpa pengaman: Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual, baik vaginal, anal, atau oral, meningkatkan risiko paparan terhadap bakteri klamidia.

  • Pasangan seksual yang terinfeksi: Berhubungan seksual dengan orang yang memiliki klamidia meningkatkan risiko seseorang untuk terinfeksi.

  • Aktivitas seksual yang tinggi: Orang yang memiliki banyak pasangan seksual atau sering berganti pasangan seksual memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi klamidia.

  • Usia muda: Remaja dan dewasa muda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi klamidia, mungkin karena kurangnya pengetahuan tentang pencegahan infeksi menular seksual dan kurangnya penggunaan pengaman.

  • Riwayat infeksi menular seksual sebelumnya: Orang yang pernah terinfeksi dengan infeksi menular seksual sebelumnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi klamidia.

  • Kelompok sosial tertentu: Beberapa kelompok sosial, seperti remaja, mahasiswa, pekerja seks komersial, dan populasi LGBTQ+, mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi klamidia.

Selain itu, jika seorang wanita hamil terinfeksi klamidia, ia dapat menularkannya kepada bayinya saat proses persalinan, yang dapat menyebabkan infeksi pada bayi yang baru lahir.

Oleh karena itu, penting bagi wanita hamil untuk menjalani pemeriksaan klamidia selama kehamilan dan menerima pengobatan yang sesuai jika terinfeksi.

Pencegahan klamidia melibatkan penggunaan pengaman seperti kondom saat berhubungan seksual, menjalani tes secara rutin jika berisiko terinfeksi, dan melakukan komunikasi terbuka dengan pasangan seksual mengenai status infeksi menular seksual.

Gejala Infeksi Menular Seksual (Klamidia)

Infeksi klamidia dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala atau menghasilkan gejala yang ringan, sehingga banyak orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka terkena infeksi.

Namun, ketika gejala muncul, mereka biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah paparan dengan bakteri Chlamydia trachomatis. Gejala infeksi klamidia pada pria dan wanita dapat berbeda. Berikut adalah gejala yang umum terkait dengan infeksi klamidia:

1. Gejala pada Wanita

  • Keputihan yang tidak biasa, berbau tidak sedap, atau bercampur darah.
  • Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Nyeri saat hubungan seksual.
  • Pendarahan di antara periode menstruasi.
  • Nyeri atau peradangan di sekitar panggul.

2. Gejala pada Pria

  • Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Cairan yang tidak biasa dari penis.
  • Pembengkakan atau rasa sakit pada testis.

Pada beberapa kasus, klamidia dapat menyebar ke area lain di luar organ reproduksi dan menyebabkan gejala yang tidak lazim, seperti nyeri perut, nyeri punggung, atau demam.

Jika penyakit klamidia menyebar ke saluran tuba wanita, dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PID), yang dapat merusak saluran tuba, rahim, dan indung telur, dan pada akhirnya menyebabkan infertilitas atau kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).

Pada kasus yang lebih parah, penyakit ini bisa membahayakan kemampuan wanita untuk hamil. Selain itu, seorang ibu hamil bisa menularkan penyakit ini pada bayinya saat melahirkan.
Hati-hati terhadap penyakit infeksi kelamidia

Komplikasi dari Infeksi Klamidia

Infeksi klamidia yang tidak diobati atau diobati dengan tidak tepat dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius pada kesehatan seksual dan reproduksi. Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat infeksi klamidia:

Penyakit Radang Panggul (PID)

Infeksi klamidia yang naik ke atas saluran reproduksi wanita dapat menyebabkan PID, yaitu peradangan pada rahim, saluran tuba, dan indung telur. PID dapat menyebabkan nyeri panggul yang kronis, merusak jaringan reproduksi, dan menyebabkan masalah kesuburan. Risiko PID meningkat jika infeksi klamidia tidak segera diobati.

Kehamilan Ektopik

Infeksi klamidia yang tidak diobati dapat merusak saluran tuba wanita, yang dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut. Hal ini dapat mengganggu pergerakan telur yang dibuahi menuju rahim dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik adalah kondisi serius di mana janin berkembang di luar rahim dan dapat mengancam nyawa wanita.

Infertilitas

Infeksi klamidia yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saluran tuba wanita, menyebabkan penyumbatan atau kelainan struktural. Hal ini dapat menghambat pergerakan sperma dan pembuahan yang berhasil, meningkatkan risiko infertilitas atau kesulitan untuk hamil.

Infeksi pada Bayi yang Baru Lahir

Jika seorang wanita hamil terinfeksi klamidia, ia dapat menularkannya kepada bayinya selama persalinan. Penyakit klamidia pada bayi dapat menyebabkan konjungtivitis (infeksi mata), pneumonia (infeksi paru-paru), atau infeksi serius lainnya. Oleh karena itu, penting bagi wanita hamil untuk menjalani pemeriksaan klamidia dan menerima pengobatan yang tepat jika terinfeksi.

Peningkatan Risiko Infeksi Menular Seksual Lainnya

Orang yang terinfeksi klamidia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi dengan infeksi menular seksual lainnya, seperti HIV. Infeksi klamidia dapat merusak jaringan dan selaput lendir yang melindungi tubuh dari infeksi lain, sehingga meningkatkan risiko penularan dan keparahan infeksi lainnya.

Penting untuk diingat bahwa komplikasi ini dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Untuk mencegah komplikasi klamidia, penting untuk melakukan pemeriksaan secara teratur jika Anda aktif secara seksual, menggunakan pengaman seperti kondom, dan menjalani pengobatan yang tepat jika terinfeksi.

Sebagaian besar penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang terlihat. Tetapi, klamidia yang tidak mendapatkan pengobatan akan berisiko terjadinya komplikasi.

Jika Anda telah terinfeksi klamidia atau memiliki kekhawatiran, segera berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Konsultasi Gratis secara Online 24 Jam

Alami penyakit klamidia? Ketahui yuk berbagai macam penyebab, gejala, dan komplikasinya. Carilah referensi klinik spesialis penyakit kelamin dan penyakit menular seksual dengan biaya terjangkau serta gratis layanan konsultasi secara online melalui Live Chat WA.

Klinik Spesialis Penyakit Kelamin ini memiliki dokter spesialis kulit kelamin serta staf medis yang berstandar internasional.

Baca Juga : Pencegahan Klamidia dan Pengobatan Pada Klamidia

Pelayanan yang Kami berikan ramah dan memuaskan, sehingga pasien yang menjalani pengobatan pada klinik kami, serta alat medis yang canggih dan modern. Bila memiliki penyakit menular seksual atau penyakit kelamin yang mengganggu, segeralah hubungi Klinik Utama Sentosa pada nomor yang tertera diatas.

| | |

Reservasi Online

Anda dapat melakukan Reservasi secara online, tim Klinik Sentosa akan menghubungi Anda dalam waktu maks 1x24 jam ke depan.
Chat Dokter
Klinik kulit dan kelamin terpercaya di Jakarta