Langkah Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pencegahan Yang Dilakukan Pada Penyakit Menular Seksual

Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi dan dapat memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan seksual dan umum seseorang. Untuk melindungi diri dan pasangan, pencegahan PMS sangat penting.

Baca Juga : Waspada dengan Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pencegahan penyakit menular seksual dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari mempraktikkan perilaku seks aman hingga menjalani gaya hidup sehat.

Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual (PMS), juga dikenal sebagai Infeksi Menular Seksual (IMS), merujuk pada kelompok penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi.

PMS disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit yang dapat menginfeksi organ reproduksi atau bagian tubuh lain yang terlibat dalam aktivitas seksual.

PMS dapat menyebar melalui hubungan seksual yang melibatkan kontak dengan saluran kemih, alat kelamin, mulut, atau dubur. Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena PMS antara lain memiliki pasangan seksual yang terinfeksi, memiliki banyak pasangan seksual, tidak menggunakan pengaman (seperti kondom) saat berhubungan seksual, atau terlibat dalam praktek seksual yang berisiko.

Beberapa contoh penyakit menular seksual yang umum meliputi:

  1. Sifilis: Infeksi bakteri yang dapat menyebabkan luka atau chancre di area kelamin, mulut, atau anus. Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebar ke organ tubuh lainnya dan menyebabkan masalah serius.
  2. Gonore: Infeksi bakteri yang dapat mempengaruhi saluran kemih, alat kelamin, rektum, atau tenggorokan. Gejala gonore meliputi nyeri saat buang air kecil, keputihan atau keluarnya cairan dari alat kelamin, dan rasa tidak nyaman di daerah genital.
  3. Klamidia: Infeksi bakteri yang umum dan sering tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Namun, jika tidak diobati, klamidia dapat menyebabkan komplikasi serius pada organ reproduksi pria dan wanita.
  4. Herpes Genital: Infeksi virus yang menyebabkan luka terbuka berisi cairan pada area kelamin atau anus. Herpes genital dapat menyebabkan gejala berulang dan dapat ditularkan bahkan ketika tidak ada luka yang terlihat.
  5. HIV/AIDS: Infeksi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyebabkan AIDS (sindrom defisiensi imun acquired). HIV dapat ditularkan melalui kontak seksual, transfusi darah, atau berbagi jarum suntik yang terkontaminasi.

Ada banyak jenis penyakit menular seksual lainnya, termasuk infeksi jamur seperti kandidiasis, infeksi parasit seperti trichomoniasis, dan infeksi virus lainnya seperti HPV (human papillomavirus). Setiap penyakit menular seksual memiliki karakteristik dan gejala khasnya sendiri.

Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit Menular Seksual (PMS) disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, jamur, dan parasit, yang dapat ditularkan melalui kontak seksual. Berikut adalah beberapa penyebab umum penyakit menular seksual:

  • Bakteri: Beberapa PMS di sebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Neisseria gonorrhoeae yang menyebabkan gonore, Treponema pallidum yang menyebabkan sifilis, dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan klamidia. Bakteri ini dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, termasuk cairan vagina, sperma, atau cairan yang keluar dari luka terbuka.
  • Virus: Virus adalah penyebab umum PMS, termasuk human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan kutil kelamin dan dapat meningkatkan risiko kanker serviks, herpes simplex virus (HSV) yang menyebabkan herpes genital, dan human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan AIDS. Virus-virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, termasuk darah, sperma, atau cairan vagina.
  • Jamur: Beberapa PMS di sebabkan oleh infeksi jamur, terutama Candida albicans yang menyebabkan kandidiasis atau infeksi jamur pada area genital. Kandidiasis sering kali terjadi pada wanita, tetapi juga dapat mempengaruhi pria. Infeksi jamur dapat terjadi akibat ketidakseimbangan flora normal di area genital, faktor hormonal, atau penggunaan antibiotik.
  • Parasit: Salah satu contoh penyakit menular seksual yang di picu oleh parasit adalah trichomoniasis, yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini biasanya menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti cairan vagina atau sperma.

PMS dapat menularkan melalui kontak seksual yang melibatkan saluran kemih, alat kelamin, mulut, atau dubur. Risiko penularan PMS dapat meningkat jika terjadi hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi, memiliki banyak pasangan seksual, tidak menggunakan pengaman (seperti kondom) saat berhubungan seksual, atau terlibat dalam praktek seksual yang berisiko.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang PMS atau gejala yang muncul, di sarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat.

Bentuk Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Perlu ketahui bahwa PMS dapat mempengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau orientasi seksual. Penting bagi individu yang aktif secara seksual untuk melakukan pemeriksaan rutin, mengadopsi praktik seks yang aman, dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika ada kekhawatiran atau gejala yang muncul.

Pencegahan dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit menular seksual dan menjaga kesehatan seksual yang baik.

Meski penularan sangat mudah terjadi, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan untuk melindungi diri dari penyakit menular seksual, yaitu:

1. Hindari Berganti Pasangan

Kebiasaan untuk berganti pasangan seksual dapat meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual.

Selain itu, hindari juga berhubungan seks dengan orang yang suka berganti pasangan atau bahkan tidak di ketahui riwayat seksualnya.

Untuk beberapa kondisi, pantang berhubungan seks sama sekali atau pantang dapat di anggap sebagai cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular seksual.

Langkah tersebut bisa di terapkan, terutama saat pasangan Anda menderita penyakit menular seksual.

2. Gunakan Kondom

Pastikan Anda selalu menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks, baik vaginal, anal, maupun oral. Penggunaan kondom secara tepat dapat mencegah Anda tertular penyakit menular seksual.

Anda bisa memilih menggunakan kondom lateks yang relatif lebih aman dari kebocoran air mani di bandingkan dengan kondom sintetis. Namun, jika Anda memiliki alergi, kondom sintetis merupakan pilihan yang tepat.

Jika tidak diobati, dampak penyakit menular seksual dapat berupa komplikasi dari infertilitas hingga kanker serviks. Jika terjadi pada ibu hamil, penyakit menular seksual dapat menyebabkan keguguran atau cacat lahir.
Penyakit Menular Seksual dapat membuat hubungan anda melonggar

3. Dapatkan Vaksinasi

Beberapa penyakit menular seksual dapat di cegah dengan vaksinasi, seperti vaksin hepatitis B dan vaksin HPV untuk kutil kelamin dan kanker serviks.

Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk anak perempuan dari usia 9 tahun hingga 26 tahun untuk wanita dewasa. Sedangkan vaksin hepatitis B di anjurkan di berikan sesegera mungkin setelah bayi lahir dalam waktu 24 jam.

Selanjutnya, pada vaksin hepatitis B dosis kedua dan ketiga di berikan dengan jarak minimal 4 minggu. Perlindungan vaksin ini dapat mengetahui bertahan sekitar 20 tahun atau bahkan seumur hidup.

4. Lakukan Sunat

Sunat pada pria telah terbukti mengurangi risiko tertular HIV dari hubungan seksual sebanyak 60 persen. Selain itu, sunat dapat mencegah penyakit menular seksual lainnya, seperti herpes genital dan infeksi HPV.

5. Hindari Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan

Saat berada di bawah pengaruh obat-obatan dan alkohol, perilaku seseorang akan sulit terkendalikan sehingga berisiko tinggi untuk melakukan hubungan seks yang tidak aman.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dan perilaku seksual pada remaja putri dapat meningkatkan risiko HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

Namun, dalam beberapa kasus, seseorang mungkin terkena penyakit menular seksual tanpa gejala yang tercantum di atas.

6. Hindari Berhubungan Seks dengan Pasangan yang Terinfeksi

Ketika pasangan Anda terinfeksi penyakit menular seksual, seperti sifilis atau gonore, hindari berhubungan seks dengan mereka. Sebaiknya lakukan pengobatan terlebih dahulu pada dokter ahli kelamin sampai penyakitnya benar-benar sembuh.

Biasanya dokter ahli kelamin akan memberi tahu Anda kapan Anda bisa kembali berhubungan seks dengan pasangan, jika situasinya aman.

Dengan kata lain, tidak peduli seberapa besar Anda mencintai pasangan, Anda harus menunda aktivitas ini sampai benar-benar pulih.

Baca Juga : Inilah 7 Penyebab Gatal Pada Kemaluan Perempuan

Klinik Utama Sentosa Spesialis Penyakit Kelamin

Klinik Utama Sentosa merupakan klinik spesialis penyakit kelamin dan penyakit menular seksual yang berada di Jakarta, memiliki dokter spesialis dan tenaga ahli profesinal serta didukung oleh fasilitas medis yang lengkap, canggih dan modern.

Bila Anda mempunyai masalah seputar kelamin atau penyakit menular seksual lainnya, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional kami secara online gratis 24jam untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

| | |

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Reservasi Online

Anda dapat melakukan Reservasi secara online, tim Klinik Sentosa akan menghubungi Anda dalam waktu maks 1x24 jam ke depan.
Chat Dokter
Klinik kulit dan kelamin terpercaya di Jakarta