Potensi Penularan Klamidia di Mulut melalui Oral

Klamidia di Mulut 1

Klinik Utama Sentosa, Jakarta – Ada perhatian yang semakin meningkat terkait kemungkinan penularan klamidia di mulut melalui aktivitas seksual oral. Ya, ini adalah kondisi yang tidak mungkin untuk terjadi pada sebagian orang.

Baca Juga: Edukasi Kesehatan: Pahami Cara Penularan Klamidia

Tentulah ini menjadi salah satu bahan pertimbangan serta informasi medis yang juga perlu Anda perhatikan. Dan artikel ini akan membahas potensi penularan klamidia melalui aktivitas seksual oral di mulut, serta faktor-faktor yang berkontribusi pada penularan ini.

Klamidia di Mulut dan Aktivitas Oral Seks

Bakteri Chlamydia trachomatis adalah pelaku utama dari keluhan klamidia. Infeksi ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti nyeri saat buang air kecil, peradangan pada saluran genital, dan keluarnya cairan dari saluran genital.

Meski seringkali menyerang area kelamin, bakteri gram negatif tersebut juga bisa di temukan pada membran mukosa mulut. Namun, gejala klamidia pada area mulut mungkin tidak selalu jelas dan dapat terjadi tanpa gejala yang nyata.

Sedangkan aktivitas seksual oral mencakup pemberian atau penerimaan rangsangan seksual pada alat kelamin dengan menggunakan mulut. Dan juga yang di sebut cunnilingus (stimulasi oral pada alat kelamin perempuan).

Tindakan tersebut telah menjadi bagian integral dari praktek seksual di kalangan populasi seksual aktif. Meskipun aktivitas ini umum, persepsi masyarakat tentang risiko infeksi melalui seks oral cenderung bisa bervariasi.

Mekanisme Melekatnya Klamidia

Infeksi klamidia di area mulut melalui aktivitas seksual oral menjadi perhatian penting dalam kesehatan seksual. Mekanisme dan risiko melekatnya bakteri klamidia di mulut melibatkan beberapa faktor yang mempengaruhi kemungkinan penularan dan perkembangan infeksi antara lain yaitu:

1. Kontak Langsung Klamidia di Mulut

Saat melakukan aktivitas seksual oral, terjadi kontak langsung antara alat kelamin yang terinfeksi dan jaringan mulut. Bakteri klamidia yang terdapat pada alat kelamin dapat di transfer ke mulut melalui ludah atau cairan lain yang ada selama aktivitas tersebut.

2. Permukaan Mukosa

Jaringan mulut memiliki permukaan mukosa yang mirip dengan saluran genital. Bakteri klamidia dapat melekat pada permukaan mukosa tersebut, mirip dengan cara melekat pada selaput lendir saluran genital.

3. Luka atau Lendir Tertentu

Luka kecil atau lesi pada mulut dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri klamidia. Infeksi pada luka tersebut dapat memicu perkembangan infeksi lebih lanjut di area mulut.

Klamidia di Mulut 2Implikasi dan Faktor Risiko Klamidia di Mulut

Infeksi klamidia yang muncul di mulut dapat menyebabkan gejala lokal seperti nyeri tenggorokan, radang gusi, atau lesi di mulut. Namun, seringkali infeksi di area mulut tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga seseorang mungkin tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi.

Infeksi yang tidak terdeteksi dan tidak di obati akhirnya berdampak pada kesehatan umum dan meningkatkan risiko penyebaran infeksi ke pasangan seksual lainnya.

Klamidia dari risiko oral seks di yakini dapat melekat dan berkembang di jaringan mulut dengan cara yang mirip dengan infeksi pada saluran genital. Faktor-faktor tertentu akan menjadi risiko atau kesempatan berkembangnya keluhan tersebut dapat di pengaruhi oleh:

1. Kesehatan Oral

Kesehatan oral yang buruk, seperti gusi yang meradang atau luka pada mulut, dapat memfasilitasi melekatnya bakteri klamidia. Kondisi-kondisi ini memberikan peluang bagi bakteri untuk melekat dan berkembang.

2. Praktik Seksual Tanpa Penghalang

Aktivitas seksual oral tanpa penggunaan penghalang seperti kondom dapat meningkatkan risiko penularan klamidia. Penggunaan penghalang dapat membantu mengurangi kontak langsung antara bakteri dan jaringan mulut.

3. Kondisi Kesehatan Pasangan Seksual

Jika salah satu atau kedua pasangan seksual memiliki infeksi klamidia pada alat kelamin, risiko penularan ke mulut juga meningkat.

Sejumlah penelitian mendukung kemungkinan penularan ini dengan menemukan adanya DNA klamidia dalam sampel mulut. Meskipun prevalensi penularan klamidia secara oral seks mungkin lebih rendah daripada di saluran genital.

Potensi penularan klamidia pada area mulut tetap relevan dan perlu mendapat perhatian lebih akan kewaspadaannya. Karena infeksi klamidia dapat memiliki dampak kesehatan yang signifikan baik secara oral, genital maupun anal.

Baca Juga: Gonore dan Klamidia, Apa Sama dan Perbedaannya?

Klinik Utama Sentosa Spesialis Penyakit Kelamin

Klinik Utama Sentosa adalah klinik spesialis penyakit kelamin dan penyakit menular seksual yang berada di Jakarta. Terdapat beragam pilihan metode pengobatan yang tersedia untuk mengatasi berbagai masalah kelamin dan penyakit menular seksual dengan efektif. Sebagai klinik spesialis kelamin dan pusat medis terkemuka, Klinik Utama Sentosa menawarkan pengobatan dan perawatan yang komprehensif guna mengatasi kondisi Anda. ⇒ [Live Chat WhatsApp]

Dokter ahli serta tim medis yang terampil dan berpengalaman akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi Anda dan merencanakan penanganan yang sesuai, mereka dapat memberikan pengobatan berdasarkan penyebab spesifik penyakit Anda. Selain itu, mereka juga akan memberikan saran dan petunjuk tentang perawatan mandiri yang tepat untuk mencegah kambuhnya penyakit di masa depan. ⇒ [Tanya Dokter Kelamin]

Pengobatan di Klinik Utama Sentosa juga dilengkapi dengan fasilitas yang modern dengan teknologi medis terkini untuk memastikan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat. Klinik Utama Sentosa sebagai klinik spesialis kelamin, sangat mengutamakan privasi dan kenyamanan pasien serta mengedepankan etika profesional dalam setiap aspek perawatan yang diberikan.

| |

Reservasi Online

Anda dapat melakukan Reservasi secara online, tim Klinik Sentosa akan menghubungi Anda dalam waktu maks 1x24 jam ke depan.
Chat Dokter
Klinik kulit dan kelamin terpercaya di Jakarta