Waspadai Komplikasi Penyakit Kelamin Klamidia

Waspadai Komplikasi Penyakit Kelamin Klamidia

Anda harus mewaspadai komplikasi penyakit kelamin klamidia yang dapat merusak alat reproduksi. Klamidia yang tidak segera mendapat pengobatan dapat menimbulkan komplikasi.

Gangguan ini bisa menyebabkan kematian jika tidak mendapat penanganan dari ahli. Jadi, sangat penting untuk memeriksakan diri secara rutin. Guna menghindari penyakit kelamin berbahaya seperti klamidia ini.

Baca Juga : Klinik Pengobatan Klamidia Terdekat di Jakarta

Komplikasi Penyakit Kelamin Klamidia

Komplikasi klamidia dapat terjadi jika infeksi tidak segera mendapat pengobatan atau tidak diobati dengan benar.

Hal ini dapat terjadi pada pria dan wanita, dan dapat berdampak pada sistem reproduksi dan organ tubuh lainnya.

Pada wanita, klamidia yang tidak segera mendapat pengobatan dapat merusak saluran tuba (tuba falopi) yang menghubungkan ovarium (indung telur) dan uterus (rahim).

Hal ini dapat menyebabkan infertilitas (ketidaksuburan) atau kehamilan ektopik (kehamilan yang terjadi di luar rahim).

Klamidia juga dapat menyebabkan PID (pelvic inflammatory disease) yang bisa terjadi pada perempuan dan juga dapat menyebabkan nyeri panggul dan bahkan dapat menyebabkan infertilitas.

Pada pria, klamidia yang tidak segera mendapat pengobatan dapat menyebabkan epididimitis. Yaitu peradangan pada tabung yang menghubungkan testis dan vas deferens. Hal ini dapat menyebabkan nyeri panggul dan pembengkakan testis.

Pada pria, klamidia dapat menyebabkan gejala seperti nyeri pada penis, nyeri saat buang air kecil, dan keluarnya cairan dari penis. Namun, sekitar 50% dari pria yang terinfeksi tidak mengalami gejala.

Klamidia juga dapat mempengaruhi kualitas sperma. Sehingga memengaruhi kemampuan untuk memiliki keturunan. Selain itu, klamidia juga dapat menyebabkan masalah pada sistem kardiovaskular dan meningkatkan risiko infeksi HIV.

Penanganan Klamidia

Klamidia dapat diobati dengan antibiotik. Pengobatan akan bergantung pada tingkat keparahan infeksi dan kondisi kesehatan Anda. Biasanya, dokter akan meresepkan antibiotik dalam bentuk pil atau injeksi selama 7-10 hari.

Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian antibiotik yang dokter resepkan. Bahkan jika gejala sudah mereda, untuk memastikan bahwa infeksi benar-benar hilang.

Selama pengobatan, dokter sarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual. Untuk menghindari penularan klamidia ke pasangan Anda. Selain itu, pasangan seksual Anda dalam 60 hari terakhir juga harus segera mendapat pengobatan.

Setelah pengobatan, dokter mungkin meminta Anda untuk melakukan tes ulang untuk memastikan bahwa infeksi benar-benar telah sembuh.

Jika gejala masih terus muncul, dokter mungkin akan melakukan tes lebih lanjut untuk mencari penyebab lain dari gejala Anda.

Selain pengobatan dengan antibiotik, penting untuk menjaga gaya hidup sehat dan menghindari praktik seksual yang tidak aman untuk mencegah penularan klamidia dan infeksi menular seksual lainnya.

Gangguan ini bisa menyebabkan kematian jika tidak mendapat penanganan dari ahli.
Infeksi penyakit kelamin klamidia dapat menyebabkan masalah pada tubuh lainnya.

Konsultasi dengan Dokter Ahli

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit kelamin. Jika Anda memiliki gejala klamidia. Atau telah melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi.

Semakin cepat infeksi mendapat pengobatan, semakin kecil kemungkinan terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Baca Juga : Kenali Infeksi Klamidia yang Berbahaya!

Anda dapat berkonsultasi gratis secara online di Klinik Utama Sentosa. Klinik ini juga mempunyai peralatan medis dan tenaga ahli yang mendukung untuk pengobatan gangguan kesehatan Anda

| |

Reservasi Online

Anda dapat melakukan Reservasi secara online, tim Klinik Sentosa akan menghubungi Anda dalam waktu maks 1x24 jam ke depan.
Chat Dokter
Klinik kulit dan kelamin terpercaya di Jakarta