Apakah Impotensi Dan Disfungsi Ereksi Memiliki Perbedaan
Pasti kalian berpikir pada saat membaca tentang impontensi dan disfungsi ereksi memiliki perbedaan atau tidak? Jawabannya adalah Tidak Berbeda atau Sama. Karena impotensi dan disfungsi ereksi memiliki gangguan yang sama.
Berbeda dengan ejakulasi dini dan disfungsi seksual karena pengertiannya saja sudah berbeda. Akan tetapi, meski memiliki gangguan yang sama impotensi dan disfungsi ereksi. Ternyata, ada sedikit perbedaan pada penjelasan dari keduanya.
Baca Juga : Cara Menyembuhkan Impotensi Secara Alami Dan Medis
Daftar Isi
TogglePerbedaan impotensi dan disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk mendapatkan ereksi. Gangguan ini menyebabkan kerusakan pada jaringan ereksi yang mencegah aliran darah mencapai Mr. Penis. Sehingga Mr P tidak bisa ereksi atau gagal ereksi, inilah menyebut-nya dengan disfungsi ereksi.
Impotensi
Sedangkan impotensi adalah istilah yang di gunakan untuk menggambarkan kesehatan pria dalam hal kinerja reproduksinya dalam arti luas. Berbeda dengan disfungsi ereksi, pria yang mengalami impotensi tetap bisa mengalami ereksi.
Hanya saja kualitas ereksinya kurang subur. Sehingga tingkat kesuburan kurang baik atau kehamilan yang di dapatkan pasangan sangat kecil.
Tanda atau gejala impotensi dan disfungsi ereksi
Ada kemungkinan memiliki gejala yang sama.
Gejala impotensi dan disfungsi ereksi
Gejala utama impotensi adalah ketidakmampuan penis untuk mencapai ereksi, meskipun telah menerima rangsangan saat berhubungan seksual. Impotensi akan menjadi masalah jangka pendek atau jangka panjang. Anda mungkin mengalami kondisi ini, ketika:
- Ereksi kadang-kadang, tetapi tidak setiap kali anda ingin berhubungan seks,
- Bisa ereksi, tapi tidak bertahan cukup lama untuk kepuasan seksual, atau
- Tidak bisa ereksi kapan saja.
Baca Juga : Cara Mencegah Impotensi Pada Pria
Selain itu, ada tambahan gejala lain yang mungkin berhubungan dengan disfungsi ereksi, misalnya:
- Penurunan keinginan untuk seks
- Ejakulasi dini
Mungkin beberapa tanda atau gejala yang tidak tertulis di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang gejala disfungsi ereksi, silakan berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit kelamin.
Apa saja penyebab impotensi dan disfungsi ereksi
Ereksi penis yang normal sangat memengaruhi oleh integrasi proses fisiologis yang cukup kompleks. Ini termasuk sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, hormon, dan pembuluh darah.
Faktor psikologis dan fisik
Faktor psikologis seperti stres dan gangguan kecemasan juga bisa memperparah disfungsi ereksi, sehingga kondisi ini bisa menyebabkan impotensi pada pria muda.
Gangguan salah satu atau gabungan dari fisik dan psikis, akan mempengaruhi ereksi penis dan menjadi penyebab utama impotensi.
Faktor fisik
Ada cukup banyak kasus impotensi yang menyebabkan penyakit fisik, antara lain:
- Penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah
- Diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
- Obesitas dan sindrom metabolik
- Penyakit parkinson
- Gangguan hormonal, termasuk kondisi tiroid dan defisiensi testosteron
- Kelainan struktur atau anatomi penis, seperti penyakit peyronie
- Pengobatan penyakit prostat
- Komplikasi bedah
- Cedera pada daerah panggul atau sumsum tulang belakang
- Terapi radiasi ke daerah panggul
Faktor Psikologi
Otak berperan dalam mekanisme ereksi saat mendapatkan rangsangan ereksi. Namun, ketika perasaan seksual terganggu, tentu hal ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Beberapa hal yang bisa menjadi penyebab impotensi secara psikologis, antara lain:
- Merasa bersalah,
- Menekankan,
- Takut akan keintiman
- Depresi,
- Kecemasan berat, dan
- Masalah hubungan dengan pasangan.
Baca Juga : Berbagai Macam Pantangan Makanan Untuk Disfungsi Seksual
Faktor risiko impotensi dan disfungsi ereksi
Bertambahnya usia sering berkaitkan dengan faktor pemicu kesulitan ereksi. Namun, faktor risiko impotensi yang paling utama adalah gangguan pembuluh darah.
Selain itu, pria dengan penyakit penyerta (Comorbid) tertentu juga memiliki risiko lebih besar untuk menderita disfungsi ereksi. Selain kondisi komorbid tersebut, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi dan impotensi sebagai berikut.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Perawatan medis, seperti contoh operasi prostat atau pengobatan radiasi untuk kanker.
- Cedera, terutama jika merusak saraf dan pembuluh darah yang mengontrol ereksi.
- Efek obat-obatan, termasuk antidepresan, antihistamin, dan obat-obatan untuk mengobati tekanan darah tinggi, nyeri, atau kondisi prostat.
- Kebiasaan merokok yang membatasi aliran darah ke pembuluh darah vena dan arteri.
- Penggunaan narkoba dan kecanduan alkohol.
Pengobatan impotensi dan disfungsi ereksi
Apa yang harus dilakukan jika Anda mengalami disfungsi ereksi? Tentu saja, segera temui dokter. Tidak ada pengobatan khusus untuk impotensi. Pada umumnya dokter spesialis kelamin akan menangani gangguan ini tergantung dari penyebabnya.
Tidak hanya dengan memperbaiki gaya hidup, ada beberapa pilihan cara mengatasi impotensi dan disfungsi ereksi yang di tawarkan, antara lain:
Obat Minum
Dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang berguna untuk memperlancar aliran darah ke penis sehingga merangsang ereksi.
Pemilihan obat yang diberikan disesuaikan dengan kondisi pasien dan selalu dalam pengawasan dokter spesialis kulit kelamin. Jika muncul efek samping dari obat yang Anda konsumsi, jangan ragu untuk memberitahu dokter spesialis kulit kelamin.
Obat Suntik
Selain obat minum, obat suntik atau suntikan juga ditawarkan untuk membantu disfungsi ereksi.
Terapi Hormon
Beberapa pria mengalami disfungsi ereksi karena rendahnya testosteron dalam tubuh. Jika terbukti kadar testosteron rendah, suntikan hormon testosteron dapat membantu meningkatkan testosteron dalam tubuh Anda.
Alat Vakum
Selain obat-obatan, penggunaan alat vakum juga bisa dianjurkan dalam pengobatan disfungsi ereksi. Alat vakum khusus ini membantu merangsang ereksi dengan mengalirkan darah ke penis.
Alat vakum ini memiliki beberapa komponen yaitu :
- Tabung plastik, tempat anda meletakkan penis anda
- Pompa, berfungsi untuk menarik udara keluar dari tabung plastik
- Cincin elastis, nantinya akan digunakan di pangkal penis saat melepas tabung plastik dan berguna untuk membantu penis mempertahankan ereksinya
Operasi
Pembedahan dilakukan pada keadaan tertentu, seperti gangguan prostat, gangguan pembuluh darah pada penis, kelainan bentuk penis, atau untuk pemasangan implan agar penis dapat ereksi.
Saat memasang implan penis, satu set alat diletakkan di sisi kanan dan kiri penis. Alat implan ini ada dua jenis, ada yang modelnya ditiup dengan pompa sehingga membuat penis membesar.
Selain itu, ada juga model yang empuk atau mudah ditekuk, sehingga mudah dikendalikan. Implan penis merupakan pilihan terakhir jika semua cara konservatif telah dicoba, mengingat operasi tetap memiliki risiko seperti infeksi.
Terapi Konseling
Terapi konseling dengan psikiater atau psikolog juga merupakan bagian dari terapi disfungsi ereksi. Adanya masalah kejiwaan seperti kecemasan, stres, depresi, hingga Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) bisa menjadi sumber impotensi.
Jangan malu untuk berkonsultasi jika Anda memiliki masalah psikologis yang mengganggu. Konseling tidak hanya membantu mengatasi kecemasan atau stres, tetapi juga membantu meningkatkan hubungan Anda dan pasangan.
Konsultasikan di Klinik Kulit Kelamin
Itulah beberapa fakta yang mengenai Apakah Impotensi Dan Disfungsi Ereksi Memiliki Perbedaan? yang perlu kamu ketahui agar kamu bisa mewaspadai bahwa bahanya penyakit menular seksual ini.
Di Klinik Sentosa memiliki Dokter Spesialis Kulit Kelamin serta Staff Medis yang berstandar internasional. Dan Klinik Sentosa sangat mengutamakan pelayanan yang ramah dan baik terhadap pasien.
Jika kamu memiliki penyakit menular seksual dan penyakit kelamin yang mengganggu, segeralah hubungi Klinik Sentosa dan ikuti sosial media kami :
Instagram : @kliniksentosajakarta
Twitter : @klinik_sentosa
Tiktok : @klinik_sentosa
Artikel Terbaru
- Waspada! Ini Bahaya Penyakit Prostat Bagi Kesehatan Pria Jika Diabaikan Januari 13, 2025
- Apakah Ampuh Operasi Laser untuk Menghilangkan Kutil Kelamin? Simak Penjelasannya Yuk! Januari 12, 2025
- Sudah Sembuh dari Impoten, Bisakah Pria Mengalaminya Kembali? Simak Penjelasannya! Januari 11, 2025
- 5 Jenis Keputihan Abnormal, Cek No. 4 Paling Parah! Januari 10, 2025
- Samar! Begini Ciri Sifilis pada Wanita yang Sering Disepelekan Januari 9, 2025
Alamat Klinik Sentosa
Jl. Raya Boulevard Timur Blok ND1 No 53 Kelapa Gading, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240
Email: info@sentosaklinik.com
Phone: 0812-1230-6885
Whatsapp: 0812-1230-6885
Office Hours:
Senin s/d Minggu
Pukul: 10.00-20.00 WIB